Sebuah kegiatan yang tidak asing lagi bagi warga BPS akan kembali dilaksanakan
pada Februari ini, yaitu Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Survei ini
bertujuan untuk merekam fenomena ketenagakerjaan di Indonesia melalui data yang
terkumpul dari berbagai indikator. Seperti biasa, setiap petugas baik itu pencacah
maupun pengawas terlebih dahulu dilatih selama tiga hari sebelum terjun ke
lapangan dan berhadapan dengan responden. Kegiatan pelatihan dilakukan pada 29
– 31 Januari 2019 di Aula Hotel Maureen, Serui.
Pelatihan kali ini dipimpin oleh Ibu Suwarni sekalu instruktur nasional
dari BPS Kab. Kepulauan Yapen. Aura positif dan semangat membara yang terpancar
dari diri Ibu Suwarni dalam mengajar tentunya hal ini menciptakan atmosfir yang
kondusif dan membuat setiap peserta juga turut bersemangat dalam mengikuti
setiap materi yang dipaparkan. Terdapat enam orang petugas cacah yang terdiri
dari empat orang KSK dan dua orang staf BPS serta tiga orang pemeriksa yang
merupakan kepala seksi dan penanggung jawab seksi di BPS. Mereka inilah yang
dilatih selama kurang lebih tiga hari mengenai konsep, tujuan, sasaran, dan
rincian kuesioner yang diperlukan untuk mencacah tiap sampel terpilih. Sampel
yang akan dicacah tersebar di sepuluh blok sensus terpilih di kabupaten.
Ada yang berbeda pada SAKERNAS Februari 2019 kali ini yaitu mengenai
penarikan sampel yang menggunakan metode panel
rotasi. Metode ini memberikan
arahan bahwa selama tiga tahun ke depan (2019 – 2021) DSBS yang digunakan tidak
akan berganti namun tiap semester akan dilakukan pemutakhiran. Berbeda dari
periode lalu yang melakukan rotasi selama dua tahun, periode kali ini selama
tiga tahun untuk mendapatkan gambaran pola mobilitas penduduk antarsektor
lapangan usaha (shifting) di suatu
daerah baik di level kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Pada periode
kali ini juga terjadi penambahan blok sensus dari periode yang lalu. Jika pada
semester I periode lalu terdapat tujuh blok sensus, pada periode kali ini
terjadi penambahan menjadi sepuluh blok sensus. Hal ini dilakukan karena jumlah
sampel rumah tangga SAKERNAS sebelumnya dinilai belum mampu menangkap fenomena
pekerja pada sektor ekonomi digital
yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan teknoloi digital seperti komputer, smartphone,
dan teknologi digital lainnya.
Lebih jauh lagi, letak prinsip panel rotasi
adalah pada sampel yang diambil. Pengambilan sampel pada SAKERNAS di suatu
semester menggunakan ¾ sampel dari semester sebelumnya dan mengambil ¼ sampel baru
dari hasil pemutakhiran pada semester tersebut. Tujuan dari metode ini adalah
untuk meminimalisir error yang
dihasilkan dari sampel sebelumnya.
Beberapa perubahan yang terjadi pada SAKERNAS kali ini diharapkan dapat
memperbaiki kekurangan dari SAKERNAS sebelumnya. Diharapkan juga melalui
kegiatan ini dapat diperoleh data yang akurat mengenai rincian kondisi
ketenagakerjaan baik itu pada level kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional
sehingga dapat dijadikan sebagai kontribusi acuan bagi pemerintah dalam
mengambil kebijakan.